Manajemen Sekolah

Istilah menajemen sekolah  memiliki banyak arti, bergantung pada orang yang mengartikannya.  Berkaitan dengan itu, terdapat tiga pandangan berbeda

  1. Menajemen merupakan inti dari administrasi 
  2. Managemen lebih luas dari pada administrasi, dan 
  3. Pandangan yang menganggap bahwa identik dengan administrasi. 
Dalam tulisan ini kata managemen diartikan  sama dengan administrasi atau pengelolaan, meskipun  kedua istilah tersebut sering diartikan berbeda. Dalam berbagai kepentingan pemakaian kedua istilah tersebut sering digunakan secara bergantian, demikian halnya dalam berbagai literatur, acapkali dipertukarkan. Berdasarkan fungsi pokoknya istilah manajemen dan administrasi mempunyai fungsi yang sama. Karena itu, perbedaan kedua istilah tersebut tidak konsisten dan tidak signifikan 

1.Managemen berbasis sekolah (MBS)

Istilah manajemen berbasis sekolah merupakan terjemahan dari "school based management" istilah ini pertama kali muncul di amerika serikat ketika masyarakat memulai mempertanyakan relevansi pendidikan dengan tuntutan dan perkembangan masyarakat setempat.  MBS merupakan paradigma baru pendidikan, yang memberikan otonomi luas pada tingkat sekolah (pelibatan masyarakat) dalam kerangka pendidikan nasional.
MBS merupakan salah satu wujud dari reformasi pendidikan yang menawarkan kepada sekolah untuk menyediakan pendidikan yang lebih baik dan memadai bagi para peserta didik.  Otonomi dalam manajemen merupakan potensi bagi sekolah untuk meningkatkan kinerja para staf, menawarkan partisipasi langsung kelompok-kelompok yang terkait  dan meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap pendidikan. Sejalan dengan jiwa dan semangat desentralisasi serta otonomi  dalam bidang pendidikan, kewenangan sekolah juga berperan dalam menampung konsensus umum yang meyakini bahwa sedapat mungkin keputusan seharusnya dibuat oleh mereka yang memiliki akses paling baik terhadap informasi setempat, yang  bertanggungjawab terhadap pelaksanaan kebijakan dan yang terkena akibat-akibat kebijakan tersebut. 
 Kewenangan yang bertumpu pada sekolah merupakan inti dari MBs yang dipandang memiliki tingkat efektivitas tinggi serta memberikan beberapa keuntungan berikut 
  • Kebijaksanaan dan kewenangan sekolah  membawa pengaruh langsung kepada peserta didik, orang tua dan guru 
  • Bertujuan bagaimana memanfaatkan sumber daya lokal 
  • Efektif dalam melakukan pembinaan peserta didik seperti kehadiran, hasil belajar, tingkat pengulangan, tingkat putus sekolah, moral guru, dan iklim sekolah.
  • Adanya perhatian bersama untuk mengambil keputusan, memberdayakan guru, rancangan ulang sekolah dan perubahan perencanaan 

2. Tujuan  MBS

MBS merupakan salah satu upaya pemerintah untuk mencapai keunggulan masyarakat dalam penguasaan ilmu dan teknologi. Hal tersebut diharapkan dapat dijadikan landasan dalam pengembangan pendidikan di indonesia yang berkualitas dan berkelanjutan, baik makro maupun mikro.  MBS yang ditandai dengan otonomi sekolah dalam pelibatan masyarakat merupakan respons pemerintah terhadap gejala-gejala yang muncul dimasyarakat, bertujuan untuk meningkatkan efisiensi, mutu  dan pemerataan pendidikan. Peningkatan efisiensi, mutu dan pemerataan pendidikan. Peningkatan efisiensi, antara lain diperoleh melalui keleluasaan mengelola sumber daya partisipasi masyarakat dan penyederhanaan birokrasi. Sementara peningkatan mutu  dapat di peroleh antara lain melalui partisipasi orang tua terhadap sekolah. Sedangkan peningkatan pemerataan antara lain diperoleh melalui peningkatan partisipasi masyarakat yang memungkinkan pemerintah lebih berkonsentrasi pada kelompok tertentu.

3. Manfaat MBS

MBS memberikan kebebasan dan kekuasaan yang besar pada sekolah, disertai seperangkat tanggung jawab. Dengan adanya otonomi yang memberikan tanggung jawab pengelolaan sumber daya dan pengembangan strategi MBS sesuai kondisi setempat. Keleluasaan dalam mengelola sumber daya dan dalam menyertakan masyarakat untuk berpartisipasi, mendorong profesionalisme kepala sekolah dalam peranannya sebagai manajemen maupun pemimpin sekolah.  Dengan diberikannya kesempatan kepada sekolah untuk menyusun kurikulum, guru didorong untuk berinovasi dengan melakukan eksperimen-eksperimen dilingkungan sekolahnya.


Comments

Popular posts from this blog

Supervisi Dalam Managemen Berbasis Sekolah

PERBAWASLU NOMOR 7 TAHUN 2017 tentang kampanye

budidaya lele